Kamis, 12 April 2012

Generasi Muda dan Pertanian

Pemuda Indonesia, Pertanian Masih Tetap Prospektif

Baru saja Indonesia memperingati Hari Sumpah Pemuda, 28 Oktober. Setiap kali memperingati Hari Sumpah Pemuda ini, disegarkan dan diingatkan kembali peran pemuda yang senantiasa strategis dalam pembangunan nusa dan bangsa sepanjang masa. Termasuk pemuda di sektor pertanian.

Khusus untuk sektor pertanian ada kecenderungan pada tahun-tahun terakhir ini menurunnya minat pemuda memasuki pendidikan tinggi pertanian. Bahkan banyak sarjana pertanian yang tidak bekerja di sektor pertanian tapi justru di bidang non pertanian seperti media massa, bank dan sebagainya.

Kabarnya kecenderungan ini terjadi akibat dari pencitraan pertanian yang ”kusam”. Karena para petani sering dicitrakan kumuh berpakaian hitam-hitam, bercaping dan memanggul cangkul. Kumal. Pertanianpun digambarkan “tradisional”. Mengolah sawah dengan bajak ditarik sapi. Hasil pertanian dijual sebagai bahan mentah. Jarang digambarkan dalam pengolahan lahan seorang pemuda tani dengan gagah mengendarai traktor, mengolah hasil pertaniannya sehingga memberikan nilai tambah. Pertanian saat ini dianggap kurang menguntungkan untuk dijadikan mata pencaharian.

Lalu apakah dibiarkan begitu? Ingat, selama manusia masih membutuhkan pangan, sandang dan papan maka pertanian masih tetap prospektif sepanjang masa. Petani Indonesia sekarang ini kebanyakan sudah memasuki usia lanjut usia (Lansia). Memerlukan regenerasi. Namun sudah tentu generasi muda tidak boleh dipaksakan menjadi petani. Harus ada upaya-upaya agar dengan sendirinya generasi muda memilih petani sebagai sumber kehidupannya. Antara lain dengan:

Pertama, perlu dilakukan sebuah gerakan media pencitraan yang masif untuk meningkatkan minat di bidang pertanian.

Kedua, adanya peluang jaminan sosial ekonomi dan masa depan bila bekerja di sektor pertanian. Peluang ini dapat diraih apabila pemuda mempersiapkan diri berkemampuan mengolah sumberdaya alam dan sumberdaya manusia secara inovatif dan kreatif dengan sentuhan teknologi tepat guna. Sehingga memberikan peningkatan produktivitas ditambah pengolahan yang memberikan nilai tambah. Maka pendapatanpun meningkat.

Ketiga, Dunia Perguruan Tinggi Pertanian sebagai sumber petani-muda yang terdidik perlu membekali melalui kurikulumnya meningkatkan minat profesi mahasiswa dengan membangun semangat juang yang meningkatkan kecintaan terhadap produk nasional, terutama produk pertanian. Menumbuhkan jiwa kepedulian terhadap pertanian dan program pengembangan kewirausahaan pertanian. Pengembangan kreativitas, terutama ilmu pertanian dan aplikasinya. Harus ditumbuhkan rasa tanggungjawab terhadap ilmu yang dimilikinya.

(Untuk informasi lebih lengkapnya silahkan berlangganan Tabloid SINAR TANI. SMS ke : 081584414991)
Sumber :
http://www.sinartani.com/editorial/pemuda-indonesia-pertanian-masih-tetap-prospektif-1257132432.htm

Tidak ada komentar:

Posting Komentar